BAB III
FONEM BAHASA INDONESIA

3.1 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini
diharapkan mahasiswa dapat:
a.
menjelaskan alat ucap manusia
b.
menjelaskan proses fonasi dalam
bahasa Indonesia
c.
menjelaskan macam fonem dan klasifikasi
fonem dalam bahasa Indonesia
3.2 Materi
A.
Alat Ucap Manusia

Keterangan gambar alat ucap manusia:
1.
bibir atas (labium)
2.
bibir bawah (labium)
3.
gigi atas (dental)
4.
gigi bawah (dental)
5.
gusi (alveolum)
6.
langit-langit keras (palatum)
7.
langit-langit lunak (velum)
8.
anak tekak (uvula)
9.
ujung lidah (apek)
10.
daun lidah
11.
depan lidah
12.
tengah lidah
13.
belakang lidah
14.
akar lidah
15.
faring
16.
rongga mulut
17.
rongga hidung
18.
epiglotis
19.
pita suara
20.
pangkal tenggorokan (laring)
21.
trakea
B.
Proses
Fonasi

Terjadinya bunyi bahasa dimulai dengan
proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke
pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa
keluar, pita suara harus berada dalam posisi terbuka. Setelah melalui pita
suara, udara melalui rongga mulut atau rongga hidung diteruskan ke udara bebas.
Kalau udara yang keluar dari paru-paru tidak
mendapat hambatan apa-apa, maka tidak akan terdengar bunyi apa-apa, selain
bunyi napas. Hambatan terhadap udara atau arus udara yang keluar dari paru-paru
itu dapat terjadi mulai dari tempat yang paling dalam yaitu pita suara, sampai
tempat paling luar yaitu bibir atas dan bawah.
Berkaitan dengan hambatan pita suara, ada empat macam posisi pita
suara: (1) pita suara terbuka. Berarti tidak ada hambatan apa-apa sehingga
tidak ada bunyi yang dihasilkan. (2) pita suara terbuka agak lebar; akan
menghasilkan bunyi-bunyi tak bersuara (voiceless)
apabila arus udara itu diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung. (3) pita
suara terbuka sedikit; akan menghasilkan bunyi bersuara (voice) apabila
arus udara itu diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung. Disebut bunyi
bersuara karena terjadi getaran pada pita suara ketika arus udara melewatinya. (4) pita suara
tertutup; akan terjadi bunyi hamzah atau glotal stop.
Sesudah melewati pita suara, tempat awal terjadinya bunyi bahasa,
arus udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang terdapat di rongga mulut
atau rongga hidung tempat bunyi bahasa tertentu akan dihasilkan. Tempat bunyi bahasa dihasilkan disebut tempat
artikulasi; proses terjadinya disebut proses artikulasi; dan alat
yang digunakan disebut alat artikulasi atau artikulator.
Artikulator dibedakan artikulator aktif dan artikulator pasif.
Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak atau digerakkan. Misalnya
bibir bawah, ujung lidah, dan daun lidah.
Sedangkan artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak
atau yang didekati oleh artikulator aktif. Misalnya bibir atas, gigi atas,
langit-langit keras. Keadaan, cara, atau posisi bertemunya artikulator aktif
dan artikulator pasif disebut striktur.
C.
Klasifikasi Fonem
1.
Vokal
Bunyi vokal adalah bunyi
bahasa yang arus udaranya tidak mengalami halangan. Jenis vokal ditentukan oleh
tiga faktor yaitu tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan,
dan bentuk bibir pada pembentukan vokal tersebut.
Depan Pusat Belakang
![]() |
TB B TB B TB B
![]() |
Tinggi i
u
I U
![]() |
e « o
Tengah
E O

a
Rendah
![]() |
Keterangan:
TB
= tak bundar
B
= bundar
Contoh
pemakaian vokal dalam bahasa Indonesia dapat dilihat pada contoh berikut.
1. vokal /i/: ikan, indah, api, padi
2.
vokal /I/ : kering, piring,
dering
3.
vokal /e/ : ekor, sate, tempe
4.
vokal /E/ : bebek, nenek,
5.
vokal /«/: emas, bandeng, tante
6.
vokal /a/: apa, papa, mama
7.
vokal /u/: unggas, ungu, pintu
8.
vokal /U/: sarung, burung,
karung
9.
vokal /o/: obat, soto, toko
10.
vokal /O/: ongkos, tokoh, balon
2. Diftong (vokal rangkap)
Diftong merupakan vokal rangkap.
![]() |


![]() |
o
a
![]() |
Contoh:
a. /ai/ : balai, pantai
b. /au/ : kerbau, harimau
c. /oi/ : sekoi, amboi
3.
Konsonan
Konsonan adalah bunyi ujaran yang arus udaranya mengalami hambatan
ketika keluar dari paru-paru. Dalam pengujaran bunyi konsonan terdapat tiga
faktor yang terlibat, yaitu keadaan pita suara, penyentuhan alat ucap yang satu
dengan yang lain, dan cara alat ucap itu bersentuhan. Alat ucap yang bergerak
untuk menghasilkan bunyi bahasa disebut sebagai artikulator aktif. Misalnya
bibir bawah, gigi bawah, dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati disebut
sebagai daerah artikulator. Misalnya bibir atas, gigi atas, gusi atas,
langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak.
Pemberian nama terhadap konsonan didasarkan pada artikulator yang
bekerja. Misalnya labio- (bibir
bawah), apiko- (ujung lidah), lamino-(daun lidah), dorso-(belakang lidah), radiko- (akar lidah), diikuti dengan
daerah artikulasinya: --labial (bibir
atas), -dental (gigi atas), -alveolar (gusi), -palatal (langit-langit keras), -velar
(langit-langit lunak), dan –uvular
(anak tekak).
Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi dan
bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi. Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa
dibagi menjadi beberapa macam. Bila
udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi yang dihasilkan dengan
cara artikulasi semacam itu dinamakan bunyi hambat. Bila arus udara melewati saluran bunyi yang
sempit, maka akan terdengar bunyi desis. Bunyi demikian disebut bunyi frikatif.
Bila ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping
lidah, maka bunyi yang dihasilkan disebut bunyi lateral. Kalau ujung lidah
menyentuh tempat yang sama berulang-ulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan
bunyi getar (trill).
Konsonan dalam bahasa Indonesia dapat digambarkan
dalam bagan berikut.
![]()
Daerah Artikulasi
Cara Artikulasi
|
Bilaabial
|
Labiodental
|
Dental /
Alveolar
|
Palatal
|
Velar
|
Glotal
|
|
Plosif / Stop
(Hambat)
|
tak bersuara
|
p
|
t
|
k
|
?
|
||
Bersuara
|
b
|
d
|
g
|
||||
Afrikat
(Paduan)
|
Tak bersuara
|
c
|
|||||
Bersuara
|
j
|
||||||
Frikat
(Geseran)
|
Tak bersuara
|
f
|
s
|
š
|
x
|
H
|
|
Bersuara
|
v
|
z
|
|||||
Nasal (Sengauan)
|
Bersuara
|
m
|
n
|
ñ
|
N
|
||
Trill (Getar)
|
Bersuara
|
r
|
|||||
Lateral (Sampingan)
|
Bersuara
|
l
|
|||||
Semivokal
|
Bersuara
|
w
|
y
|
Berdasarkan posisi pita suara, konsonan dibedakan
atas:
a.
konsonan
bersuara; pita suara hanya terbuka sedikit sehingga terjadilah getaran pada
pita suara. Misalnya: /b, d, g, c/.
b.
konsonan tidak bersuara; pita
suara terbuka agak lebar sehingga tidak ada getaran pada pita suara. Misalnya:
/k, p. t, s/.
Berdasarkan tempat
artikulasinya, konsonan dibedakan atas:
a.
bilabial; bibir atas merapat
pada bibir bawah.
1)
bunyi oral; bunyi dikeluarkan
melalui rongga mulut: /p, b/
2)
bunyi nasal; bunyi dikeluarkan melalui rongga hidung: /m/
b. labiodental;
gigi bawah merapat pada bibir atas: /f, v/
c. laminoalveolar; daun lidah menempel pada
gusi: /t, d/
d.
dorsovelar; pangkal lidah dan
langit-langit lunak: /k,g/
Berdasarkan cara artikulasinya, konsonan dibedakan atas:
a.
hambat (letupan, plosif, stop);
artikulator menutup sepenuhnya aliran udara sehingga udara mampat di belakang
tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba sehingga
terjadi letupan. /b, d, g, p, t, k/.
b.
geseran (frikatif): artikulator
aktif mendekat artikulator pasif membentuk celah sempit sempit sehingga udara
yang lewat mendapat gangguan di celah itu. /f, s, z/
c. paduan (afrikatif); gabungan antara
hamb\at dan geseran. /c, j/
d. sengauan (nasal); artikulator menghambat
sepenuhnya aliran udara melalui mulut dan membiarkannya keluar melalui rongga
hidung. /m, n, N/
e. getaran (trill); artikulator aktif
melakukan kontak beruntun dengan artikulator pasif sehingga getaran bunyi itu
terjadi berulang-ulang. /r/
f. sampingan (lateral); artikulator aktif
menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut, lalu membiarkan udara keluar
melalui samping lidah. /l/
g. hampiran (semivokal, aproksiman);
artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka
seperti dalam pembentukan vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan
konsonan geseran. /w, y/
4. Gugus Konsonan
(kluster)
Bahasa Indonesia yang berasal dari
bahasa Melayu sebenarnya tidak mengenal adanya gugus konsonan. Dengan adanya pengaruh
dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus
konsonan. Hal ini tentu saja memperkaya
khasanah fonem bahasa Indonesia.
Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. /pl/
: /pleno/, /tapla?/
b.
/bl/ : /blaNko/,
/gamblaN/
c. /kl/ : /klini?/,
/klasi?/
d. /fl/ :
/flamboyan/, /flu/
e. /sl/ :
/slogan/
f /pr/ :
/pribadi/, /s«mprot/
g. /br/ : /brahmana/, /ambru?/
h. /tr/ :
/trag«di/, /mitra/
i.
/dr/ : /drama/,
/drastis/
j. /kr/ : /krist«n/, /akrap/
k. /gr/ : /gram/, /grafi?/
l. /fr/ :
/frustasi/, /diafragma/
m.
/sr/ :
/pasrah/
n.
/ps/ : /psikologi/, /pseudo/
o
/sw/ : /swasta/, /swalayan/
p
/sp/ : /spandU?/,
/sponsor/
q /sk/ : /skala/, /skema/
r. /st/ : /stamina/, /stasiun/
t . /str/ : /strat«gi/,
/instrUksi/
u. /spr/ :
/sprei/
v. /skr/ :
/skripsi/, /manuskrip/
w /skl/ : /sklerosis/
3.3 Rangkuman

Konsonan adalah bunyi ujaran yang arus udaranya mengalami hambatan
ketika keluar dari paru-paru.
Berdasarkan cara artikulasinya, konsonan dibedakan atas konsonan plosif,
afrikat, frikat, nasal. Trill, lateral, dan semivokal, sedangkan berdasarkan
daerah artikulasinya konsonan dibedakan atas bilabial, labiodental, dental,
velar, dan glotal. Selain vokal dan konsonan,
terdapat bentuk bunyi diftong (vokal rangkap) dan kluster (gugus
konsonan).
3.4 Soal Latihan

Soal:
1.
Jelaskan bagaimana proses
fonasi bunyi bahasa!
2. Jelaskan perbedaan proses fonasi
bunyi vokal dan konsonan!
3. Berikan contoh penggunaan alofon
berikut masing-masing 5 buah kata.
- /i/ - /I/
- /u/ - /U/
- /o/ - /O/
- /e/ - /E/ - /«/
4.
Apakah
yang dimaksud dengan konsonan bersuara dan tidak bersuara? Berikan contoh!
5.
Berikan contoh pemakaian bunyi
/p/ - /b/ dan /t/ - /d/ dalam pemakaian sehari-hari. Apakah yang
Saudara temukan dari pemakaian kedua pasangan konsonan tersebut?
makasiiihhh.... ijin copas yaa ??? :)
BalasHapusSuwon
BalasHapus