BAB I
HAKIKAT BAHASA
1.1
Tujuan
Setelah mempelajari
bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
a.
menjelaskan pengertian bahasa
b.
menjelaskan berbagai fungsi
bahasa
1.2
Materi
A. Hakikat Bahasa

Kita sudah sering mendengar kata bahasa dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa sering
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Benarkah bahasa
itu alat komunikasi? Kalau benar pertanyaannya dapat dilanjutkan apakah setiap
alat komunikasi dapat disebut sebagai bahasa? Apakah penanda khusus bahasa
manusia sebagai alat komunikasi yang membedakannya dengan alat komunikasi yang
lain? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bahasa
tersebut marilah kita simak paparan berikut.
Suatu
ketika dalam perjalanan naik bus, penulis mendengar ada dua remaja yang sering
tertawa tetapi tidak terdengar mereka melakukan suatu interaksi secara verbal.
Karena tertarik, penulis mencoba menoleh untuk melihat aktivitas yang sedang
mereka lakukan. Ternyata mereka sedang asyik berkomunikasi, hanya saja
komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan bahasa secara verbal. Mereka
menggunakan jari-jari tangannya untuk berkomunikasi. Dengan demikian, mereka
menggunakan bahasa isyarat.
Ketika kita ikut kegiatan Pramuka, misalnya, kita
diajari menggunakan sandi morse atau bendera. Di desa-desa, sering terdengar
bunyi kentongan yang dipukul dengan nada-nada tertentu untuk mengumpulkan warga
atau ketika terjadi peristiwa kematian, di ujung gang atau di depan rumah duka
di pasang bendera putih dengan tanda palang merah untuk memberitahukan kalau di
situ ada musibah. Ada seseorang yang sedang meninggal. Semua ilustrasi di atas menggambarkan bahwa
ternyata alat komunikasi itu sangat beragam.
Ada yang menggunakan benda-benda atau tanda-tanda tertentu untuk
mengomunikasikan suatu informasi dan suatu gagasan. Ada yang menggunakan
isyarat dari jari-jari tangan sehingga dikenal dengan bahasa isyarat. Ada juga
komunikasi yang menggunakan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Secara umum, komunikasi
dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal
adalah komunikasi yang menggunakan bunyi-bunyi ‘bahasa’ yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia yang merujuk pada bahasa tertentu, misalnya bahasa Indonesia,
bahasa Jawa, bahasa Inggris atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bunyi-bunyi ‘bahasa’ yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Komunikasi tersebut menggunakan
piranti-piranti. Misalnya dengan gerakan jari tangan, ekspresi wajah atau
mimik, menggunakan benda-benda tertentu seperti peluit, bendera, kentongan,
beduk, atau benda-benda yang lain.
Sekarang
yang menjadi pertanyaan adalah apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bahasa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita merujuk pendapat beberapa
pakar berikut.
1. Sapir (dalam
Marsudi, 1983:18) mendefinisikan bahasa sebagai suatu alat untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan tidak instingtif dengan
pertolongan sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja (Language
is a purely human and non-instinctive of communicating ideas, emotions, and
desires by means of a system of voluntarily produced symbols).
2. Bolinger (1981:2)
dalam bukunya “Aspects of Language” mengatakan bahwa bahasa manusia
adalah sistem komunikasi yang berhubungan dengan suara dan pendengaran, yang
berinteraksi dengan pengalaman-pengalaman pemakainya yang menggunakan
tanda-tanda konvensional berupa unit-unit pola bunyi yang arbriter dan
digunakan sesuai dengan aturan-aturan tertentu. (Human language is a system
of vocal-auditory communication, interacting with the experiences of its users,
employing conventional signs composed of arbitrary patterned sound units and
assembled according to set rules).
3. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai
oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesamanya berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Soendjono
Dardjowidjojo, 2003:16).
4. Harimurti Kridalaksana (1984:19), dalam kamus Linguistik menyatakan
bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri.
Dari beberapa pandangan di atas dapat ditemukan dua hal
yang berkaitan dengan hakikat bahasa. Pertama yang berhubungan dengan wujud
bahasa dan yang kedua yang berkaitan dengan fungsi bahasa. Dilihat dari
wujudnya bahasa adalah sistem lambang bunyi atau sistem simbol lisan yang bersifat
arbitrer. Dilihat dari fungsinya, bahasa adalah alat komunikasi, alat
berinteraksi untuk mengungkapkan pikiran, perasaaan, dan kemauan manusia.
Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat
identifikasi diri dan menjadi identitas suatu kelompok.
Dengan merangkum berbagai pendapat di atas, bahasa dapat
diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar untuk berkomunikasi dengan anggota
masyarakat tutur bahasa tersebut. Ada
beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut berkaitan dengan definisi
bahasa tersebut. Pertama, sistem lambang
bunyi yang arbitrer. Bahasa terdiri atas
bunyi-bunyi tertentu yang itu merupakan sebuah sistem. Bunyi yang dilambangkan
dengan huruf yang sama dalam bahasa yang satu dapat diujarkan berbeda dengan
bahasa yang lain. Misalnya lambang bunyi
/i/ dalam bahasa Indonesia diujarkan sebagai /i/ pada kata api; diujarkan sebagai /I/ pada kata kering. Sementara dalam bahasa Inggris, bunyi tersebut dapat
diujarkan menjadi /ai/.
Dalam bahasa Indonesia
sendiri sangat banyak kesalahan dalam melafalkan bunyi bahasa Indonesia karena
penuturnya tidak memahami sistem lafal dalam bahasa Indonesia. Misalnya kata Indonesia yang hampir sebagian besar
melafalkannya dengan /endonesia/. Padahal seharusnya bunyi /i/ pada awal kata Indonesia
dilafalkan secara tegas sebagai /i/ bukan /e/. Kita dapat membandingkannya
dengan bunyi /i/ pada kata intan, indah,
ikan, itik yang semuanya dilafalkan dengan /i/ pada awal katanya. Ini merupakan sebuah gambaran bahwa bahasa
itu merupakan suatu sistem.
Kedua yang perlu diperhatikan bahwa bahasa itu dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
Yang perlu dicermati adalah bahwa tidak setiap bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia adalah bunyi bahasa. Suara yang dihasilkan ketika
seseorang sedang bersin atau batuk bukan merupakan bunyi bahasa. Mengapa demikian? Karena bunyi-bunyi tersebut
tidak mengandung makna. Bunyi tersebut bukan bunyi yang distingtif (memiliki
fungsi sebagai pembeda arti). Demikian pula dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan
oleh orang yang sedang tidur. Igauan itu bukan suatu bahasa karena tidak
diujarkan secara sadar. Kesadaran di sini memiliki arti yang penting untuk
menentukan apakah suatu ujaran itu dapat dianggap sebagai bahasa.
Dalam kaitannya dengan fungsi komunikasi, bahasa dapat
digunakan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kemauan. Dalam istilah yang
lebih populer, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan cipta, rasa, dan karsa. Fungsi ini sebenarnya belum mengungkapkan
fungsi bahasa secara utuh karena hanya berkaitan dengan salah satu fungsi bahasa dalam komunikasi
yaitu sebagai fungsi ekspresif. Secara
lebih rinci, fungsi bahasa dalam komunikasi dipaparkan dalam uraian berikut.
A.
Fungsi Bahasa

Dari pengertian bahasa yang dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa
salah satu fungsi bahasa adalah untuk alat komunikasi atau alat berinteraksi
dalam suatu masyarakat tutur. Apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan komunikasi? Harimurti Kridalaksana (1984: 104)
menjelaskan, “komunikasi adalah penyampaian amanat dari sumber atau pengirim ke
penerima melalui sebuah saluran”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1996: 517). Sedangkan Chaer dan Leonie Agustina (1995:
22) dengan menyitir Webster’s New Collegiate Dictionary menyatakan bahwa Communication is a process by which
information is exchange between individuals through a common system of symbols,
signs, or behavior (Komunikasi
adalah proses pertukaran informasi antarindividual melalui sistem simbol,
tanda, atau tingkah laku yang umum).
Dari beberapa definisi di atas dapat
diketahui bahwa dalam suatu tindak
komunikasi, ada tiga komponen yang terkait, yaitu (1) pihak yang terlibat dalam
komunikasi, yaitu pengirim atau penyampai dan penerima pesan atau informasi.
Pihak yang terlibat ini disebut sebagai partisipan komunikasi, (2) pesan ,
berita, atau informasi yang dikomunikasikan, dan (3) saluran/alat yang
digunakan dalam komunikasi itu.
Partisipan suatu tindak komunikasi adalah penyampai/pengirim informasi (sender) dan penerima pesan (receiver). Informasi yang disampaikan
dapat berupa suatu gagasan, informasi, atau pesan. Sedangkan saluran atau alat
yang digunakan dapat berupa lambang bunyi (dalam komunikasi verbal) dan dapat
pula tanda-tanda gambar, benda-benda tertentu seperti peluit, bendera, warna,
dan dapat juga berupa gerak-gerik anggota badan; gerakan tangan, kepala, mimik
wajah, kerdipan atau pelototan mata (dalam komunikasi nonverbal).
Komponen dalam komunikasi dapat dibagankan sebagai
berikut.



Pengirim/ konteks
penerima/
penutur pesan pendengar
kontak
kode
Berkaitan dengan komponen komuniksi
tersebut, Halliday (1973), Finnochiaro (1974), dan Jakobson (1960) seperti
dikutip oleh Chaer dan Leonie Agustina
(1995:19-22) menyatakan bahwa fungsi
bahasa mencakup fungsi ekspresif/emotif/afektif/ideasional
jika dilihat dari pengirim atau penutur; mencakup fungsi
referensial/denotatif/kognitif, puitik, fatik/interaksional/ interpersonal, dan
metalinguistik jika dilihat dari pesan, konteks, kontak, dan kode; dan fungsi
direktif/konatif jika dilihat dari penerima pesan atau pendengarnya.
Masing-masing fungsi tersebut dapat dibagankan sebagai berikut.



ekspresif
/ referensial / denotatif / kognitif direktif /
emotif / puitik instrumental afektif / fatik / interaksional / interpersonal
ideasional metalinguistik
Masing-masing fungsi akan
dipaparkan dalam uraian berikut.
1. Fungsi Ekspresif
Fungsi ekspresif disebut juga fungsi emotif, afektif, dan ideasional.
Disebut demikian karena fungsi ekspresif
berkaitan dengan fungsi bahasa dilihat dari penyampai pesan atau
penutur. Bagi penutur atau penyampaian pesan, bahasa digunakan untuk
menyampaikan dan mengekspresikan perasaan (aspek emotif), sikap (afektif), dan
gagasan, informasi, atau pesan (ideasional).
Fungsi ini banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang orang tua yang menyampaikan
kekecewaannya terhadap hasil belajar anaknya. Dia mendudukkan si anak kemudian
orang tua berbicara panjang lebar tentang bagaimana seharusnya si anak dalam
belajar. Seorang wanita “curhat” kepada rekannya seharian sambil berderai air
mata karena dia mengetahui kalau suaminya ada main dengan perempuan lain.
Seorang Kepala Sekolah memberikan pengarahan kepada para guru tentang persiapan yang harus dilakukan agar
siswa berhasil dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Para PKL berteriak-teriak
histeris menentang penggusuran yang dilakukan petugas SATPOL PP. Semua itu
merupakan perwujudan kongkret dari fungsi ekspresif.
Fungsi ekspresif
ini tidak saja dapat dilakukan ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain,
tetapi juga dapat diterapkan ketika seseorang berinteraksi dengan dirinya
sendiri. Ketika seseorang duduk sendiri, sebenarnya orang tersebut sedang
berinteraksi dengan dirinya sendiri. Di sana
terjadi dialog panjang dalam diri
seseorang tersebut sampai diambil suatu ketetapan terhadap sesuatu yang harus
dilakukan. Dalam hal ini, bahasa dianggap mempunyai fungsi
personal atau pribadi.
2. Fungsi Direktif
Dalam kaitannya
dengan pendengar atau penerima pesan, bahasa dapat berfungsi direktif, fungsi
untuk mengatur tingkah laku pendengar. Fungsi ini disebut juga fungsi
instrumental dan fungsi retorikal. Dalam
konteks ini, bahasa tidak hanya dipahami oleh pendengar saja, tetapi dapat
mempengaruhi pendengar untuk melakukan suatu tindakan seperti yang diinginkan
oleh penuturnya. Dalam komunikasi,
biasanya penutur menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah,
himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Sebagai contoh dapat disimak pada ujaran berikut.
-
Mohon
maaf. Harap lewat pintu samping. Ada rapat!
-
Heregistrasi paling lambat 10
Maret 2007
-
Soto Daging ADA
Pada contoh pertama, sering kita temukan dipasang
di pintu masuk fakultas. Karena ruang
dosen digunakan untuk rapat dengan adanya informasi tersebut diharapkan
mahasiswa atau siapa pun yang akan ke ruang fakultas diharapkan lewat pintu
samping tidak memaksakan diri lewt pintu tengah. Demikian pula dengan pengumuman bahwa herregistrasi
paling lambat 10 Maret 2007. Selain berfungsi memberikan informasi, pengumuman
tersebut juga merupakan sebuah peringatan agar mahasiswa tidak terlambat dalam
melakukan herregistrasi. Sedangkan
contoh ketiga merupakan informasi kepada pelanggan bahwa soto dagingnya masih
ada sehingga pelanggan tidak perlu ragu-ragu untuk berhenti dan mampir ke
warung tersebut.
Dalam bahasa Indonesia, fungsi direktif ini
mempunyai hubungan yang erat dengan kesantunan dalam berbahasa. Semakin pernyataan itu disampaikan secara
langsung derajat kesantunannya semakin menurun. Perhatikan
kalimat berikut.
-
Carikan penghapus!
-
Tolong carikan penghapus!
-
Penghapusnya di mana ya!
-
Kelas ini tidak punya penghapus
ya?
-
Waduh, papan tulisnya kotor
banget!
Pada orang-orang yang mempunyai profesi tertentu, fungsi direktif
ini menjadi sangat penting. Misalnya seorang psikiater, dokter, guru,
pengkhotbah, motivator diharapkan dapat memanfaatkan fungsi ini secara maksimal
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap klien atau pendengarnya dalam
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
3. Fungsi Referensial
Fungsi referensial disebut
juga sebagai fungsi kognitif, denotatif,
informatif, dan fungsi representasional.
Fungsi ini berkaitan dengan suatu konteks dalam komunisasi. Yang
dimaksud dengan fungsi referensial adalah fungsi bahasa sebagai alat untuk
membicarakan suatu objek/referensi. Objek tersebut dapat berupa sebuah
peristiwa, benda, manusia atau apapun yang dijadikan bahan percakapan. Misalnya ketika seseorang ingin bercerita
tentang pesawat Garuda yang terbakar di
lapangan terbang Adi Sucipto, orang tersebut tidak perlu repot-repot
menunjukkan foto atau gambar kebakaran pesawat tersebut karena bahasa dapat
mewakilinya. Bahasa dapat menjadi referen atas apa yang dibicarakan tersebut.
Mengapa demikian? Karena bahasa mempunyai kata-kata yang dapat merujuk pada
sesuatu di luar bahasa tersebut. Ketika seseorang menyebut pesawat Garuda dalam
benak pendengar sudah terdapat memori atau skemata tentang ‘pesawat garuda’
tersebut. Demikian pula ketika seseorang bercerita tentang kondisi Indonesia
yang semakin terpuruk akibat bencana yang terus melanda, hal tersebut dapat
dilakukan dengan enak meskipun tanpa harus menghadirkan objek yang dibicarakan
karena bahasa mempunyai fungsi referensial.
4. Fungsi Puitik
Fungsi puitik yang
disebut juga sebagai fungsi imajinatif merupakan fungsi bahasa yang terkait
dengan cara penyampaian pesan. Cara-cara tertentu membuat pesan yang
disampaikan menjadi mengesankan karena dilakukan dengan menggunakan bahasa yang indah penuh estetika. Dalam studi bahasa ini dikaji dalam
stilistika. Fungsi puitik banyak
ditemukan dalam pengekspresian gagasan dalam bentuk puisi. Misalnya pada syair
lagu dan dalam iklan. Kita bisa menyimak bagaimana fungsi puitik dimanfaatkan
oleh penulis syair lagu BINTANG KECIL berikut.
Bintang kecil di langit yang tinggi
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Ke tempat kau
berada
Aspek estetis dalam syair
lagu di atas dapat kita lihat dari permainan bunyi /i/ pada kata kecil, langit,
dan tinggi pada baris pertama. Kemudian pengulangan bunyi /a/ pada amat,
banyak, menghias, dan angkasa pada baris kedua.
Pengulangan bunyi vokal dalam suatu puisi menimbulkan efek keceriaan,
kesenangan, dan kebahagiaan. Seperti terlihat pada syair lagu bintang kecil yang menggambarkan keceriaan dan impian
seorang anak kecil ketika melihat bintang di langit. Sementara untuk membangun
kesan sedih, berduka, dan sesuatu yang tidak menyenangkan dibangun dengan
menggunakan pengulangan konsonan. Misalnya pada deret bunyi berikut.
Malam kelam sendirian
Di ujung kuburan
Menganyam maut selimuti kabut
Pengulangan konsonan pada deretan kata tersebut menimbulkan kesan tidak
menyenangkan.
Dalam bahasa iklan juga
dipilih kata-kata yang menimbulkan fungsi puitik yang kuat. Misalnya pada Buku Jendela Ilmu; Pria
Jantan Punya Selera; Kopiko, kopi buanget!; Nokia Kenikmatan
Berkomunikasi dengan Cita Rasa Ekslusif.
Kata-kata dalam iklan tersebut dipilih untuk membangun aspek estetis
tertentu sehingga yang membaca benar-benar terkesan.
5. Fungsi Fatik
Fungsi fatik disebut juga fungsi interpersonal dan
interaksional. Fungsi fatik merupakan fungsi bahasa untuk menajalin hubungan,
memelihara hubungan, memperlihatkan
perasaan bersahabat, dan solidaritas sosial. Dalam komunikasi, ungkapan-ungkapan
yang digunakan biasanya sudah tetap. Dalam bahasa Indonesia ditemukan ungkapan
seperti Apa kabar? Gimana baik-baik saja? Mau ke mana ini? Kok sendirian
saja? Pertanyaan-pertanyaan tersebut
lebih bersifat basa-basi dan tidak harus dijawab dengan sebenarnya. Dalam komunikasi lintas budaya, fungsi fatik
ini bisa menjadi masalah besar karena sering kali dianggap mengganggu privasi
seseorang dan sering kali juga dapat menimbulkan salah pengertian. Ilustrasi
yang diberikan oleh Deddy Mulyana (2003: v) berikut barangkali dapat
dijadikan gambaran betapa kita harus berhati-hati dalam menjalankan fungsi
bahasa yang satu ini.
Suatu
perang terjadi antara sebuah kerajaan Melayu di Indonesia dan sebuah angkatan
perang penjajah karena perkara “sepele”. Ketika berkunjung ke kerajaan itu,
komandan bule mencium tangan sang permaisuri sebagai tanda penghormatan. Raja
marah dan menganggap pemimpin pasukan itu kurang ajar.
Presiden
Amerika Serikat John Kennedy dan Presiden Meksiko Adolfo Lopez Meteos bertemu
di Meksiko tahun 1962. Ketika mengendarai mobil, Kennedy memperhatikan jam
tangan Presiden Meksiko. Kennedy memuji Lopez: “Betapa indahnya jam tangan
Anda.” Lopez segera memberikan arlojinya kepada Presiden Amerika seraya
berkata, “Jam tangan ini milik Anda sekarang.” Kennedy merasa malu karena
pemberian itu. Ia berusaha menolaknya, namun Presiden Meksiko menjelaskan bahwa
di negerinya ketika seseorang menyukai sesuatu, sesuatu itu harus diberikan
kepadanya. Kepemilikan adalah masalah perasaan dan kebutuhan manusia bukan
milik pribadi. Kennedy terkesan dengan penjelasan itu dan menerima arloji itu
dengan rendah hati. Tak lama kemudian, Presiden Lopez berpaling kepada Presiden
Amreika dan berkata: “Aduh, betapa cantiknya istri Anda,” yang dijawab oleh
Kennedy: “Silakan ambil kembali jam tangan Anda”.
Perbedaan budaya semacam itu memang sering kali menimbulkan
permasalahan tersendiri dalam suatu komunikasi. Karena itu pemahaman terhadap
masalah sosialbudaya sangat diperlukan untuk menyukseskan komunikasi yang kita
lakukan.
6.
Fungsi Metalinguistik
Fungsi metalinguistik adalah fungsi bahasa untuk membicarakan bahasa
itu sendiri. Di sini bahasa digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan
bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam
kelas-kelas bahasa atau dalam pembelajaran bahasa di sekolah ketika siswa
mendiskusikan masalah-masalah bahasa. Misalnya pembahasan tentang fonem dan
morfem bahasa Indonesia.
Uraian tentang kalimat bahasa Indonesia dalam pelajaran bahasa Indonesia.
1.1 Rangkuman

1.2
Latihan Soal

Perintah: Jawablah
soal-soal latihan berikut dengan singkat dan jelas!
1.
Apakah setiap alat komunikasi
dapat disebut bahasa?
2.
Jelaskan yang dimaksud dengan
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal!
3.
Apakah sebenarnya bahasa itu?
Jelaskan dengan bahasa Saudara sendiri!
4.
Mengapa ujaran yang dihasilkan
tanpa kesadaran tidak dapat disebut sebagai bahasa?
5.
Berikan contoh ujaran siswa
Sekolah Dasar yang menggambarkan fungsi ekspresif!
6.
Berikan contoh ujaran guru
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar yang merupakan fungsi direktif!
7.
Berikan contoh
ekspresi-ekspresi yang dihasilkan oleh siswa Sekolah Dasar yang merefleksikan
fungsi fatik!
8.
Berikan coantoh ujaran yang
dihasilkan oleh siswa Sekolah Dasar yang menggambarkan penerapan fungsi
referensial dalam komunikasi anak!
9. Apakah yang dimaksud dengan fungsi puitik?
Jelaskan dengan contoh dari ekspresi yang dihasilkan siswa Sekolah Dasar!
10. Jelaskan yang dimaksud dengan fungsi
metalinguistik dalam pembelajaran di Sekolah Dasar!
Terimakasih, infonya sangat membantu. Terus sebar manfaat bagi sesama :D
BalasHapusJawaban semua soal diatas
BalasHapusJawabannya mana ?
BalasHapusJawaban semua soal di atas
BalasHapus