Rabu, 12 Desember 2012

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

BAB V
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

5.1  Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.      menjelaskan pengertian frase
2.      mengklasifikasikan macam-macam frase dalam bahasa Indonesia
3.      menjelaskan pengertian klausa
4.      mengidentifikasi macam-macam klausa dalam bahasa Indonsia
5.      menjelaskan pengertian kalimat
6.      mengidentifikasi pola dasar kalimat bahasa Indonesia
7.      mengklasifikasikan jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia
8.      menganalisis hubungan antarklausa dalam dalam majemuk

5.2        Materi
Sebelum kita bahas lebih lanjut materi  kalimat bahasa Indonesaia, marilah kita simak penggalan cerita rakyat berikut.

CALON ARANG

Di kerajaan Daha, pada masa pemerintahan raja Erlangga yang arif dan bijaksana, hiduplah seorang janda yang sangat bengis. Siapakah janda itu? Janda itu bernama Calon Arang.  Ia tinggal di desa Girah. Calon Arang adalah penganut aliran hitam, kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan memakai ilmu gaib. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali. Berbeda dengan ibunya, Ratna Manggali adalah seorang gadis yang baik hati dan suka menolong.  Karena puterinya sudah cukup dewasa dan Calon Arang tidak ingin anak gadisnya menjadi perawan tua, ia pun berusaha agar Ratna Manggali segera mendapatkan jodohnya dan menikah.

Tetapi karena sifatnya yang bengis, Calon Arang tidak disukai oleh seluruh penduduk desa Girah. Tak seorang pemuda pun yang berani memperistri Ratna Manggali, puterinya. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat untuk menghukum warga desa Girah. “Kerahkan anak buahmu! Cari seorang perawan hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam perawan itu harus dibawa ke Candi Durga! Perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak buahnya. Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang perawan. Suatu pekerjaan yang tidak terlalu sulit agi para cantrik Calon Arang.
Sebelum matahari terbit, perawan yang malang itu sudah dibawa ke Candi Durga. Ia meronta-ronta ketakutan. ”Lepaskan aku! Lepaskan aku!” teriaknya. Lama-kelamaan perawan itu pun lelah dan jatuh pingsan. Ia kemudian dibaringkan di altar persembahan. Ketika tepat tengah malam yang gelap gulita, Calon Arang mengorbankan perawan yang tak berdosa itu untuk dipersembahkan kepada Betari Durga, dewi angkara murka. Setelah membakar dupa, Calon Arang mengucap mantra lalu menikam jantung perawan itu hingga tewas. Calon Arang, si penganut aliran kegelapan itu benar-benar sangat kejam dan bengis.
                                                            (dikutip dari Buku Cerita Asli Indonesia, ditulis oleh Citra, PT Elex Media Komputindo)
           
Dalam cerita rakyat di atas, kita dapat menemukan berbagai bentuk pemakaian kalimat.  Kalau dicermati, setiap kalimat dibangun oleh unsur-unsur yang lebih kecil, yaitu kata-kata yang ditata menurut aturan tertentu sehingga menjadi kalimat yang berterima.  Kita simak kalimat berikut.
(1) Di kerajaan Daha, pada masa pemerintahan raja Erlangga yang arif dan bijaksana, hiduplah seorang janda yang sangat bengis.
(2)  Siapakah janda itu?

Apabila dibandingkan, kedua kalimat di atas memiliki struktur yang sangat berbeda.  Kalimat (1) merupakan kalimat yang panjang, sedangkan kalimat (2) memiliki struktur yang pendek. Namun demikian, terdapat persamaan antara kedua kalimat tersebut. Masing-masing dibangun oleh sejumlah kata.
Dalam studi sintaksis,  yang menjadikan kalimat sebagai salah atu ojek kajiannya. Kata dibicarakan sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat. Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis,  sebagai penanda kategori sintaksis, dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan sintaksis.
a. Kata penuh (fullword/contentword)
Kata penuh (fullword) adalah kata yang secara leksikal memilki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat berdiri sendiri  sebagai sebuah satuan tuturan. Yang termasuk kata penuh :
   - nomina : manusia, kemanusiaan, pelarian, kecantikan
   - verba    : lari,  kehujanan
   - ajektiva : cantik, cerdas
   - numeralia: dua, banyak, beberapa.
b. Kata tugas (function word) 
   Kata tugas (function word) adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan kata tertutup, dan tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan. Yang termasuk kata tugas:
    -  preposisi  : di, ke, dari, pada, kepada, untuk, dan lain-lain.
    -  konjungsi : dan, atau, jika, walaupun,dan lain-lain.
               Pada kedua kalimat di atas yang dapat diklasifikasikan dalam kata penuh  misalnya kata kerajaan, pemerintahan, raja, arif, bijaksana, bengis, dan janda. Sedangkan yang termasuk kata tugas yaitu kata di, dan, pada, dan yang.
               Berikut akan disajikan materi yang berkaitan dengan Tata Kalimat bahasa Indonesia yang mencakup frase, klausa, dan kalimat.

A.     Frase
1.      Konsep Dasar Frase
Marilah kita simak pandangan beberapa pakar tentang pengertian frase.
a.  Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang (Kridalaksana, 1984:53).
b.  Frase adalah satuan gramatik yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1994:222).
c.  Frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramelan, 1986:142).
            Dari beberapa pandangan di atas, kita dapat melihat adanya kesamaan.  Pertama, sebuah frase terdiri atas dua kata atau lebih dan kedua, sebuah frase tidak bersifat predikatif atau melampaui satu batas fungsi.


            Dalam contoh kalimat (1) di atas, kita dapat menemukan frase-frase yang membangun kalimat tersebut. Misalnya:
(3)    di kerajaan Daha
(4)     pada masa pemerintahan raja Erlangga yang arif dan bijaksana
(5)    seorang janda yang sangat bengis
(6)    janda itu
Kalau kita cermati keempat frase di atas, masing-masing terdiri atas dua kata atau lebih, dan setiap frase tidak predikatif, artinya tidak memunculkan fungsi predikat dalam konstruksi frase itu.  Frase (3) dan (4) dapat menduduki fungsi Keterangan, sedangan frase (5) dan (6) dapat berpotensi menduduki fungsi Subjek atau Objek dalam kalimat.
            Dengan demikian kita dapat menarik suatu simpulan bahwa frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak bersifat predikatif dalam suatu kalimat.

2. Jenis Frase
            Jenis frase dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Frase Endosentrik & Frase Eksosentrik (berdasarkan distribusi unsurnya)
1) Frase Endosentrik (FEnd.)
      Frase endosentrik dapat diartikan sebagai frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya  (Ramlan, 1986:146) atau  frase yang keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya (Kridalaksana, 1984:54). Jenis frase endosentrik dibedakan atas:
a)  FEnd. Atributif, yaitu frase yang salah satu unsurnya menjadi penjelas unsur yang lain. Misalnya:
    -  buku baru
    - orang itu
       - sedang belajar
        Pada frase buku baru, kata baru menerangkan kata buku; pada orang itu, itu menerangkan kata orang, dan pada sedang belajar, kata sedang menerangkan belajar.
b) FEnd. Koordinatif, yaitu frase yang salah satu tidak menerangkan unsur yang lain tetapi memiliki kedudukan yang setara atau berimbang. Biasanya ditandai dengan kata dan atau atau. Misalnya pada frase berikut.
    - rumah pekarangan
       - suami isteri
    - pembinaan dan pengembangan
       - belajar atau bekerja
c)   FEnd. Apositif, yaitu frase yang salah satu unsur dapat menggantikan unsur yang lain. Kedua unsur itu dapat saling menggantikan karena memiliki referen/acuan yang sama. Misalnya:
    -  Calon Arang, janda bengis itu
       - Yogya,  kota pelajar
    - Bali,  pulau dewata
-     Imam Utomo,  gubernur Jatim
2) Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik yaitu  frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1986:146) atau frase yang keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaktis yang sama dengan salah satu konstituennya (Kridalaksana, 1984:54).
Misalnya:
- dari Malang
- untuk temanku

b.  Frase Nomina (FN),  Frase Verba (FV),  Frase Ajektiva (FA),  Frse Numeralia (FNum.), Frase Preposisi (FPrep.) (berdasarkan kategori kata yang menjadi inti frase)
1)  Frase Nomina
Secara semantis, nomina diartikan sebagai kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara sintaktis, nomina memiliki perilaku sebagai berikut. (1) dalam kalimat yang berpredikat verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap, (2)  Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan tidak. Kata pengingkarnya ialah bukan, (3)  Nomina lazimnya dapat diikuti oleh ajektiva, (4)  Nomina dapat diikuti kata ganti penunjuk itu dan ini. Secara Morfologis, nomina dapat berupa (1) bentuk dasar; misalnya nomina umum: manusia, hewan, tumbuhan dan nomina khusus: bawah, Madura, sini,  Selasa, Farida dan  (2) Nomina turunan yang ditandai dengan afiks: ke-,  ke-an, peN-, peN-an, -an,  per-an, -el, -er, -em, -wan, -wati.
2)  Konstruksi Frase Nomina
N1 + N2
a)  N2 penjelas macam atau nama:
- air hujan
- anak laki-laki
- angin malam
- senapan mesin
b) N2 keterangan milik atau asal
- sinar lampu
- tangan manusia
- atap rumah
- bau bensin
c) N2 keterangan tempat atau asal
- angin pantai
- orang dusun
- keripik Sumenep
- patung Bali
d) N2 keterangan hal mengenai apa pokok
- ilmu bahasa
- migrasi penduduk
- ahli ekonomi
- sarjana bahasa
e) N2 penjelas untuk siapa pokok
- gaji guru
- pakaian anak
- majalah wanita
- uang belanja
f) N2 penjelas bahan dari apa pokok
- soto babat
- almari kayu
- gelang emas
- atap ijuk
g) N2 penjelas alat penggerak
- kincir angin
- motor disel
- kapal layar
- perahu motor
h) N2 penjelas untuk menerangkan persamaan bentuk, warna atau salah satu sifat yang terkandung dalam nomina penjelas
- perahu lesung
- pisang susu
- kelapa gading
N1 + (N2 + N3)
- masyarakat bahasa daerah
- sinar lampu minyak
- ikan laut Jawa
(N1 + N2) + N3
- senapan mesin Jepang
- pakaian malam anak-anak
- tempat air plastik
N1 + ((N2 + (N3 + N4))
- pola tingkah laku orang Jawa
- selera anggota masyarakat pedesaan
- daftar harga kebutuhan pokok
(N1 + ((N2 + N3)) + N4
- lampu minyak tanah nenek
- ahli industri pertanian Indonesia
- kompor gas alam Maspion
((N1 + N2) + (N3 + N4))
- masalah sosial penduduk pinggiran
- lubang kepundan Gunung Merapi
- tanda anggota tentara pelajar
N1 + ((N2 + N3) + N4)
- buku rencana induk proyek
- karcis kereta api malam
- harga tempat air plastik
((N1 + N2) + N3) + N4
- tusuk konde emas kakak
- kantor pos cabang Surabaya
- jam tangan wanita adik
N + V
a) V penjelas kegiatan pokok
- guru mengaji
- teman berjuang
- prajurit tempur
- tukang cukur
b)  V penjelas untuk kegiatan apa pokok
- sabun mandi
- waktu berpikir
- sepeda balap
-    kereta angkut
c) V penjelas kegiatan apa yang dilakukan orang pada tempat yang dinyatakan oleh pokok
- jalur menyeberang
- tempat bermain
- lokasi parkir
d) V penjelas keadaan pokok yang dikenai kegiatan yang dinyatakan olehnya
- batu bertulis
- kertas bergaris
- ayam panggang
- batik cetak
N + A
- kitab suci
- jalan sesat
- orang dalam
- masa gembira

2)  Frase Verba
Secara semantis, verba bermakna dasar perbuatan (aktivitas/aksi), proses, atau keadaan. Secara sintaktis, verba berfungsi utama sebagai predikat atau inti predikat Secara Morfologis, verba dapat berupa (1) bentuk dasar; misalnya makan, minum, lari, tidur dan  (2) verba turunan dengan pola pembentukan sebagai berikut.
-  dasar bebas, afiks wajib : mendarat, melebar
-  dasar bebas, afiks manasuka: (mem)baca, (mem)minum, (be)kerja
-  dasar terikat, afiks wajib: bertemu, mengungsi, berjuang
  Afiks pembentuk Verba: meN-, meN-i, MeN-kan, memper-, memper-kan, memper-i, member-kan, di-, di-i, di-kan, diper-, diper-kan, diper-i, diber-kan, ter-, ter-i, ter-kan, ke-an , ber- 
-   reduplikasi: berjalan-jalan, memukul-mukul
-   majemuk: cuci muka, mempertanggungjawabkan

a) Jenis Frase Verbal (berdasarkan perilaku sintaktisnya)
  (1)  Transitif
Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Contoh:
(a) Ekatransitif
- Mereka sedang menyusun suatu rencana.
- Para mahasiswa telah mengerjakan PR.

(b) Dwitransitif
- Mereka sudah membantu saya dalam banyak hal.
- Kakak telah menamai bayi itu Saras.
(2) Transitif-Taktransitif
- Sekelompok gadis itu sedang makan.
- Mereka sedang minum.
(3) Verba Semitransitif dan Taktransitif
- Bajunya berwarna kuning keemasan.
- Kekayaannya bernilai ratusan miliar.
- Dia sudah mulai bekerja.
- Anak itu kedapatan merokok.
- Bibit kelapa itu sudah tumbuh.
(4)  Verba Berpreposisi
- Kami belum tahu tentang hal itu.
- Orang itu selalu terkenang pada putranya.
- Mereka sedang berdiskusi tentang keadaan Indonesia.
 
3)  Frase Ajektiva (FA)
            Frase ajektiva merupakan frase yang intinya terdiri atas ajektiva.  Secara morfologis, ajektiva dapat berupa bentuk dasar dan turunan yang ditandai dengan sufiks –i, -iah, - wi, -if, -is, dan lain-lain. Misalnya kata alami, ilmiah, duniawi, agresif, agamis. Ajektiva juga dapat berupa hasil pengulangan dan pemajemukan.  Misalnya  kecil-kecil, besar-besaran, aman sejahtera, adil makmur.
            Dilihat dari perilaku sintaktisnya, dalam konstruksi frase ajektifa dapat didahului oleh adverbia sangat, paling atau disertai oleh sekali. Misalnya sangat pandai, paling cantik, dan cerdas sekali. Dalam kalimat, frase ajektiva  memilik potensi menduduki fungsi predikat dan pelengkap.
            Dilihat dari semantisnya, ajektiva sering diartikan sebagai kata yang menjelaskan kata benda atau menjadi atribut kata benda. Ajektiva dibedakan atas ajektiva yang menyatakan kualitas dan perbandingan. Misalnya sangat subur, paling pandai, ... seindah..., ... sebaik .... 
Contoh frase ajektiva berdasarkan penggalan cerita rakyat di atas adalah sebagai berikut.
- arif dan bijaksana
- sangat bengis
- baik hati dan suka menolong
- perawan malang
- malam gelap gulita
- sangat kejam dan bengis

B. Klausa
1. Konsep Dasar
Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 1984: 100).
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari S P baik disertai O, PEL, dan KET ataupun tidak. Klausa adalah S P (O) (Pel) (K) (Ramlan, 1987: 89).
Misalnya:
- Dokter spesialis jiwa yang juga mendalami akupuntur dan hipnotis itu mengemukakan kasus perokok yang ingin berhenti merokok.
    (Kalimat tersebut terdiri atas tiga klausa).
-          Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia dan kawasan asia , harga sembako mencekik leher dan meresahkan seluruh lapisan masyarakat, sehingga mahasiswa menggelar demonstrasi memprotes kebijakan pemerintah.
(Kalimat tersebut terdiri atas lima klausa).

Coba diskusikan dengan teman-teman Saudara klausa-klausa yang terdapat dalam kalimat di atas!

2. Jenis Klausa
a. Berdasarkan Unsur Internnya
1)  Klausa lengkap: klausa yang mengandung unsur S P.
     Misalnya:
     - teman sudah mendapat pengangkatan PNS bulan lalu
     - anak itu sangat cerdas
2) Klausa tak lengkap : klausa yang hanya mengandung   P  baik diikuti O, Pel,     K atau tidak.
     Misalnya:
     - membantah dirinya terlibat
     - belajar menyanyi di teras belakang
b.   Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan atau   Mengingkarkan P.
Kata negatif itu ialah tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan jangan.
1)  Klausa positif: klausa yang tidak memiliki kata negatif yang menegatifkan atau mengingkarkan P.
Misalnya:
- mereka diliputi oleh perasaan senang
- ia teman akrab saya
2)  Klausa negatif: klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan P.
Misalnya:
- mereka tidak malas
- orang tuanya tidak di rumah
- gadis itu bukan pacar saya
c.  Berdasarkan Kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P
1) Klausa  Nominal
- mereka itu karyawan suatu perusahaan swasta di Surabaya
- yang dibeli orang itu sepeda
2) Klausa Verbal (KV)
a) KV Intransitif
- anak-anak sedang bermain-main di teras belakang
- burung-burung beterbangan di atas permukaan air
b) KV aktif
- petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
- Ahmad sedangmembaca novel
- orang itu berdagang hasil pertanian
- petani itu menjual hasil kebunnya
- rakyat kecil hanya bisa mengeluh
- paman membelikan adik boneka yang lucu
c) KV pasif
- mereka telah dipilih oleh rakyat untuk memimpin negeri ini
- persatuan ini harus terus kita pelihara
- para wisatawan akan terpikat oleh keindahan alam Indonesia
- gunung itu terletak di pedalaman Kalimantan
- rumah angker itu kelihatan dari sini
d) KV Refleksif
- para turis itu sedang menghitamkan diri
- para mahasiswa sedang mempersiapkan diri mengikuti ujian
- tiba-tiba saja orang tua itu mengasingkan diri
e) KV Resiprokal
- kedua petinju itu  saling memukul sampai kehabisan tenaga
- tanpa sadar mereka saling bertatapan
 3)  Klausa Ajektival
- harga buku yang menghebohkan itu sangat mahal
- akhir-akhir ini udaranya  panas sekali
- mereka benar-benar anak yang jenius
     4)  Klausa Numeralia
- roda truk itu enam
- anaknya hanya dua
- rumah orang kaya itu sangat banyak
5)  Klausa Preposisi
- beras itu dari Delanggu
- orang tuanya di rumah saja
- sudah beberapa hari mereka di pulau terpencil itu




3. Analisis Klausa
            Analisis terhadap suatu klausa dapat dilakukan berdasarkan tiga hal, yaitu fungsi, kategori, dan peran.
a.   Analisis Fungsi
Analisis Fungsi merupakan analisis terhadap unsur-unsur yang mengisi struktur sintaksis (jabatan) dalam kalimat.
1)  Subjek (S)
Ciri Subjek:
- merupakan pokok (sesuatu yang dibicarakan dalam kalimat)
- jawaban dari pertanyaan apa atau siapa
- berkategori Nomina
- dapat diikuti itu, ini, yang
- pada kalimat dasar berada di awal/depan
2)  Predikat (P)
Ciri Predikat:
- merupakan sebutan (penjelas subjek)
- jawaban dari pertanyaan sedang apa, mengapa, bagaimana. diapakan 
- berkategori Nomina, Verba, Ajektiva, Numeralia, Frasa Preposisional
- pada kalimat dasar berada di belakang Subjek
3)  Objek (O)
- berkategori Nomina
- berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi
- dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
- dapat diganti dengan –nya
4) Pelengkap (Pel.)
-  berkategori Nomina, Verba, ajektiva
-  berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif
- dapat didahului preposisi
- tidak dapat diubah menjadi subjek dalam kalimat pasif
5) Keterangan (K)
- memiliki mobilitas paling tinggi
- berkategori Nomina dan  Frasa Preposisional
-   bukan bagian inti kalimat
- didahului oleh preposisi: di, ke, dari, pada (K. tempat); pada, dalam, se- sebelum, sesudah, selama, sepanjang (K. waktu); dengan (K. alat); agar/supaya, untuk, bagi, demi (K. tujuan);  dengan, secara, dengan cara, dengan jalan (K. cara); dengan, bersama, beserta (K. penyerta); seperti, bagaikan, laksana (K. perbandingan/kemiripan/similatif); karena, sebab (K.sebab)

b.  Analisis Kategori
    Analisis kategori merupakan analisis terhadap setiap unsur/kata yang mengisi fungsi kalimat. Kategori tersebut meliputi:
- nomina (N)
- verba (V)
- ajektifa (A)
- numeralia (Num.)

- preposisi (Prep.)
- adverbia (Adv.)
- pronomina (Pron.)
- konjungsi (Konj.)

c.  Analisis Peran
Analisis peran merupakan analisis terhadap makna yang terkandung pada konstituen pengisi fungsi dalam kalimat. Macam-macam peran:
1)  Pengisi Predikat
a) perbuatan
- adik saya sedang belajar
- mereka telah mengerjakan beberapa soal
b) keadaan
- rambutnya hitam dan lebat
- rumahnya sangat bersih dan asri
c) keberadaan
- para tamu berada di ruang depan
- orang tua anak itu tinggal di luar negeri
- mereka telah bermukim di pinggiran kota
- nelayan itu bertempat tinggal di pantai

d) pengenal
- orang itu pegawai kedutaan
- orang itu bekas pacar saya
- gedung itu gedung kedutaan
e) jumlah
- kaki meja itu empat
- rumah orang kaya itu sangat banyak
f) pemerolehan
- Ahmad mendapat hadiah
- mereka memiliki benda antik
- penelepon itu memperoleh hadiah tiga juta
2)  Pengisi Subjek
a)  pelaku
- adik saya akan berangkat ke Jepang
- mereka telah menyelesaikan pekerjaannya
b) alat
- truk-truk itu mengangkut gula
- perahu-perahu menyeberangkan orang yang akan melewati sungai itu
c) sebab
- banjir besar menghancurkan kota itu
- peperangan itu menimbulkan kemiskinan
d) penderita
- mereka dibantai dengan sadis
-tubuh anakku diletakkannya di atas meja
e)  hasil
- rumah-rumah murah banyak didirikan pemerintah
- novel itu dikarang oleh seorang pengarang muda
f)  tempat
- kebunnya ditanami pohon mangga
- rumahnya dihiasi dengan lukisan
g)  penerima
- anak itu dibelikan sepeda baru oleh ayahnya
- ia sering dikirimi surat oleh temannya
h) pengalam
- rambutnya hitam dan lebat
- lukanya membusuk
i) dikenal
- orang itu pegawai kedutaan
- gedung itu gedung sekolah
j) terjumlah
- kaki meja itu empat
- rumahnya sangat banyak
3)  Pengisi Objek
a) penderita
- anak itu memukuli ular itu dengan bambu
- mereka telah menyembelih kambing untuk hajat mereka
b) penerima
- ahmad membelikan anaknya buku baru
- murid itu sedang mengambilkan gurunya kapur
c) tempat
- banyak turis mnegunjungi candi Borobudur
- petani itu menanami tegalnya dengan ubi-ubian
d) alat
- polisi menembakkan pistolnya ke arah penjahat
- anak-anak melemparkan batu-batu kecil ke orang gila itu
e) hasil
- penulis itu sedang mengarang buku pelajaran kesusasteraan Indonesia
- pemerintah membuat jalan-jalan baru
4)  Makna Unsur Pengisi 02
a) penderita
- Ahmad membelikan anaknya buku baru
- pedagang kaya itu memberi cucunya uang 20 juta rupiah
b) hasil
- Ahmad mengetikkan adiknya surat
- kakak membuatkan ibu kebaya
5)  Makna Unsur Pengisi Pelengkap
a) penderita
- banyak mahasiswa belajar bahasa Perancis
- setiap hari perempuan itu berjualan pisang
b) alat
- para pejuang bersenjatakan bambu runcing
- pekarangan di desa masih berpagarkan tumbuh-tumbuhan 
6)  Pengisi Keterangan
a) tempat
-  Rene berbicara dengan temannya di kebun
- aku hendak kembali ke teras kafe
b) waktu
- bapak kepala sekolah pergi ke jakarta kemarin
- seorang wisatawan akan datang besok pagi
c) cara
- pencopet itu lari dengan cepat
- orang tua itu berjalan pelan-pelan
d) penerima
- ia berkirim surat kepada temannya yang tinggal di luar negeri
- ia memberitahukan masalah itu kepada orang tuanya
e) peserta
- anak itu akan pergi ke Bali  bersama teman-temannya
- Jaksa Agung pergi ke Amerika beserta keluarganya
f) alat
- orang itu memotong rumput dengan mesin pemotong rumput
- seorang pekerja menarik gerobak dengan tambak
g) sebab
- orang tua itu tidak bisa berjalan karena kakinya sakit
- orang itu menjadi gila karena tekanan hidup
h) pelaku
- buku pengarang terkenal itu dicetak ulang oleh penerbit yang sama
- murid itu telah berkali-kali diperingatkan oleh gurunya
i) keseringan
- pemain itu memasukkan bola ke gawang lawan tiga kali
- berkali-kali Rene menawari aku secangkir kopi
j) perbandingan
- Ahmad sangat pandai seperti kakaknya
- rumah itu sangat besar dan indah bagai istana
k) perkecualian
- anak-anak boleh masuk kecuali saya
- semua sudah berangkat kecuali Ali
Sebagai catatan, Saudara perlu mengingat-ingat istilah-istilah berikut.
1. pelaku (agentif) : oleh
2. penderita (datif)
3. hasil (faktitif)
4. penyebab (ergatif/kausatif)
5. alat (instrumental) : dengan
6. tempat (lokatif): di, ke, dari
7. penerima (benefaktif) : untuk, buat, demi
8. penyerta (komitatif) : dengan, bersama, beserta
9. netral (objektif)
10. pengalam (experiencer)

C.    Kalimat
1. Konsep Dasar
Kalimat adalah konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu klausa atau lebih yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Kalimat dapat juga diartikan sebagai satuan bahasa terkecil dapat berwujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh.  Alwi, dkk (2000:311) mengartikan kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda  tanya, dan tanda seru. 
Bagian-bagian  kalimat dibedakan atas bagian inti yaitu bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan dan bagian bukan inti yaitu  bagian kalimat yang dapat dihilangkan. Misalnya:
(1) Kami mendatangi pertemuan itu kemarin sore.
Bagian intinya: Kami mendatangi pertemuan itu.
Bagian bukan inti: kemarin sore.
Bagian inti dapat dibedakan atas pusat dan pendamping. Pusat adalah kontituen yang seoleh-oleh menentukan kehadiran kontituen lain mana yang boleh atau harus muncul dalam kalimat tersebut. Sedangkan pendamping adalah kontituen lain yang wajib hadir karena keberadaan pusat.
Misalnya:
(2) Dia tidur. (pusat: tidur; pendamping: dia)
(3) Orang tua itu meratapi kematian cucunya. (pusat: meratapi; pendamping: orang tua itu, kematian cucunya)
(4) Ayah membeli baju baru. (pusat: membeli; pendamping: ayah, baju baru)
(5) Ayah membelikan adik baju baru. (pusat: membelikan; pendamping: ayah, adik, baju baru).

2. Jenis Kalimat
Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan makna. Menurut bentuknya kalimat dibedakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Berdasarkan macam predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nomina, (2) ajektiva atau frasa ajektiva , (3) verba atau frasa verba, (4) kategori lain. Kalimat majemuk dapat dibedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Dari segi maknanya, kalimat dibagi menjadi kalimat (1) berita (deklaratif), (2) perintah (imperatif), (3) tanya (interogatif), (4) seru (eksklamatif), dan (5) emfatik.

1. Kalimat Tunggal
a. Berpredikat Nomina (kalimat persamaan atau ekuatif)
(6) Dia guru saya.
(7) Orang itulah pencurinya.
(8) Itu adalah masalah keluarga mereka sendiri.
b. Kalimat berpredikat Ajektiva (kalimat statif)
(9) Pernyataan orang itu benar.
(10) Ayahnya sakit.
(11) Pernyataan Ketua gabungan Koperasi itu adalah tidak benar.
(12) Dia berani melawan gurunya.
c. Kalimat berpredikat Verba
1) Kalimat Taktransitif / Intransitif
(13) Bu Lurah sedang berbelanja.
(14) Pak Halim belum datang.
(15) Pipinya memerah.
2) Kalimat Ekatransitif / Monotransitif
(16) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran.
(17) Nilai Ebtanas Murni menentukan nasib siswa.
3) Kalimat Dwitransitif / Bitransitif
(18) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaan.
(19) Saya harus membelikan anak saya hadiah ulang tahun.
4) Kalimat Semitransitif
(20) Botol itu berisi air putih.
(21) Kebijakan Pemerintah itu merupakan langkah penting.
(22) Tarmin kejatuhan kelapa.
(23) Mereka kemarin kehujanan salju.
(24) Perbuatan itu ketahuan ayahnya.
5) Kalimat Pasif
(25) Bukunya diambil adik. (‘dikenai perbuatan)
(26) Bukunya terbawa teman. (‘ketidaksengajaan’)
(27) Rumahnya kelihatan dari sini. (‘dapat di-‘)
        Suaranya kedengaran dari sini.
(28) Mereka kedinginan di kaki bukit. (‘adversatif/tidak menyenangkan’)
(29) Gunung Semeru terletak di Jawa Timur. (‘kekodratan’)

3. Pola Dasar Kalimat
Struktur kalimat bahasa Indonesia dapat dilihat dari kategori kata yang menduduki subjek dan predikatnya atau dilihat dari struktur fungsinya.  Berdasarkan kategori katanya, pola kalimat dasar bahasa Indonesia dibedakan atas:
1.      FN + FN: Adik saya seorang dokter
2.      FN + FV: Ikan itu sedang menari.
3.      FN + FA: Boneka itu sangat lucu.
4.      FN + FNum.: Mainannya sangat banyak.
5.      FN + FPrep.:   Anak kecil itu ke sekolah.
      Berdasarkan struktur fungsinya, kalimat bahasa Indonesia dibedakan atas:
1.      S – P: Adik menangis.
2.      S – P – O: Adik menangisi  bonekanya yang hilang.
3.      S – P – Pel: Anak kecil itu sedang belajar berjalan.
4.      S – P – O – Pel: Bapak membelikan adik mobil-mobilan.
5.      S – P – K: Adik tidur di kamar.
6.      S – P – O – K: Adik memukul anjing itu dengan tongkat.
7.      S – P – Pel – K: Adik belajar menari di  teras depan.
8.      S – P – O – Pel – K: Ibu menjahitkan adik baju baru kemarin.
Coba berikan contoh lain untuk masing-masing pola di atas berdasarkan pemakaian kalimat yang ada di media massa!

4. Hubungan Antarklausa dalam Kalimat Majemuk
Hubungan antarklausa dalam kalimat dipilah menjadi dua, yaitu (1) hubungan koordinasi dan (2) hubungan subordinasi. Masing-masing akan dipaparkan dalam uraian berikut.



4.1 Hubungan Koordinasi
1. Pengertian
            Hubungan koordinasi yaitu hubungan yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan setara dalam struktur konstituen kalmat. Hubungan antara klausa-klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk hierarkhi karena klausa yang satu bukanlah konstituen dari klausa yang lain. Hubungan koorinasi dapat dibagankan sebagai berikut.

                                                            KALIMAT
 



                        KLAUSA                   Konjungtor                  KLAUSA

Misalnya pada kalimat berikut.
Pengurus Dharma Wanita mengunjungi panti asuhan dan mereka memberi penghuninya hadiah.

Kalimat

 



  Klausa Utama                                      Konjungtor                        Klausa Utama
 



  
  S             P                O                                                   S         P                   O          Pel


2.      Ciri Sintaksis
Hubungan koordinatif memiliki ciri sintaksis sebagai berikut.
  1. Hubungan koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih. Misalnya:
-          saya mengetahui kedatangannya, tetapi tidak mengetahui tujuan dan maksud kedatangannya.
  1. Pada umumnya, posisi klausa yang diawali oleh konjungtor dan, atau, dan tetapi tidak dapat diubah. Misalnya:
-          Saudara harus meminjam uang dari bank atau menjual rumah Saudara.
  1. Urutan klausa yang tetap dalam hubungan koordinasi berhubungan erat dengan pronominalisasi.
-          Dia suka lagu kendang kempul, tetapi hasan tidak mau membeli kaset itu.
  1. Sebuah koordinator dapat didahului koordinator yang lain untuk mempertegas atau memperjelas hubungan antarkedua klausa yang dihubungkan. Misalnya:
-          Sidang mempertimbangkan usul salah satu peserta dan kemudian menerimanya dengan suara bulat.
  1. Ciri-Ciri Semantis
Ciri semantis hubungan antarklausa ditentukan ole makna dari jenis koordinator yang dipakai dan makna leksikal ataupun gramatikal dari kata atau klausa yang dibentuk.
  1. Hubungan penambahan: dan
Misalnya:
-          Paranormal itu berhasil menangkap tuyul dan mengikatnya agar tidak lepas.
  1. Hubungan pertentangan: tetapi
Misalnya:
-          Laki-laki itu sukses dalam berkarir tetapi keluarganya berantakan.
  1. Hubungan pemilihan: atau
-          Kamu datang sekarang juga atau tidak usah datang sama sekali.
4.2 Hubungan Subordinatif
1. Pengertian
            Hubungan subordinatif adalah hubungan yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Hubungan subordinatif dapat dibagankan sebagai berikut.


                        Kalimat
 



                        Klausa 1
 



                                                              Klausa 2

Sebagai contoh kita simak kalimat berikut.

Orang tua itu mengatakan bahwa anak gadisnya mencintai pemuda itu sepenuh hati. Hubungan antarklausa dalam kalimat di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut.

                        Kalimat
 


Klausa Utama
 



         
          S                P                      O
 



                            Konj.                S                  P                      O                     K

2. Ciri-Ciri Sintaksis
            Hubungan subordinatif memiliki ciri sintaktis sebagai berikut.
a.       Klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang lain.
-           Ketua partai itu menyatakan kebanggaannya karena partainya memenangkan pemilu.
b.      Pada umumnya posisi klausa yang diawali subordinator dapat berubah.
-           Kita sudah menemukan perkampungan sebelum malam tiba.
-           Sebelum malam tiba, kita harus sudah menemukan perkampungan.
  1. Memungkinkan munculnya hubungan kataforis.
-           Meskipun mereka tidak puas, para demonstran itu dapat memahami kebijakan pemerintah.
3.      Ciri-Ciri Semantis
Hubungan subordinasi mempunyai ciri-ciri semantis sebagai berikut.
a.       Klausa yang mengikuti subordinator mengandung informasi atau pernyataan yang dianggap sekunder, sedangkan klausa yang lain mengandung informasi utama.
-           Orang tua itu bunuh diri karena malu tidak mampu membayar SPP anaknya.
b.      Anak kalimat yang dihubungkan oleh subordinator dapat diganti dengan kata atau frase tertentu sesuai dengan makna anak kalimat itu.
-           Kami harus pergi seelum mereka datang.
-           Kami harus pergi pukul 20.00 WIB.

                          Rangkuman
Dalam Tata Kalimat bahasa Indonesia, terdapat empat hal yang dibicarakan, yaitu kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata sebagai unsur terkecil pembentuk kalimat dibedakan atas kata penuh dan kata fungsi.  Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak bersifat predikatif. Sebuah konstruksi frase tidak melebihi satu batas fungsi dalam kalimat. Frase diklasifikasikan berdasarkan distribusi unsur yang membangun frase dan kategori kata yang menduduki inti frase.Klausa merupakan satuan gramatik yang sekurang-kurangnya terdiri atas fungsi P, dengan atau tanpa diikuti oleh fungsi yang lain (S, O, Pel,, dan K).  Kalimat merupakan satuan gramatik yang telah memiliki informasi lengkap. Berdasarkan macam predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nomina, (2) ajektiva atau frasa ajektiva , (3) verba atau frasa verba, (4) kategori lain. Kalimat majemuk dapat dibedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Dari segi maknanya, kalimat dibagi menjadi kalimat (1) berita (deklaratif), (2) perintah (imperatif), (3) tanya (interogatif), (4) seru (eksklamatif), dan (5) emfatik.


                          Soal Latihan
Perintah: Bacalah data berikut dengan teliti kemudian kerjakan soal yang tersedia!
(1)   Karena puterinya sudah cukup dewasa dan Calon Arang tidak ingin anak gadisnya menjadi perawan tua, ia pun berusaha agar Ratna Manggali segera mendapatkan jodohnya dan menikah.
(2)   Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang perawan.
(3)   Sebelum matahari terbit, perawan yang malang itu sudah dibawa ke Candi Durga.
(4)   Setelah membakar dupa, Calon Arang mengucap mantra lalu menikam jantung perawan itu hingga tewas.

Soal:
  1. Berikan contoh masing-masing 2 buah kategori nomina, verba, dan ajektiva berdasarkan data di atas!
  2. Berikan contoh frase endosentrik dan frase eksosentrik masing-masing 4 buah berdasarkan dara di atas!
  3. Analisis kalimat (2) dan (3) berdasarkan kategori, fungsi, dan peran.
  4. Terdiri atas berapa klausakah kalimat (1) dan kalimat (4). Bagaimanakah hubungan antarklausa dalam kalimat tersebut? Buatlah bagan untuk memperjelas hubungannya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: Menampilkan Koordinat Mouse di Halaman Blog | Mas Bugie [dot] com http://www.masbugie.com/2011/01/menampilkan-koordinat-mouse-di-halaman.html#ixzz2ErQJ3xw6